![]() |
“ Dewi Astutik, Ratu Sabu, BNN Tangkap Dewi Astutik, penangkapan
sabu 2 ton, buronan narkotika internasional “
Jakarta – HERO Jurnal Media.
Penangkapan tersebut menjadi titik balik penting dalam pemberantasan narkotika skala besar, terutama setelah namanya dikaitkan dengan penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun di Kepulauan Riau pada pertengahan 2025.
Pelarian Dewi Astutik
Berakhir di Sihanoukville
Informasi mengenai keberadaan Dewi diterima
BNN pada 17 November 2025,
setelah pelacakan panjang yang menelusuri pergerakannya di beberapa negara Asia
Tenggara. Tim khusus diterjunkan ke Kamboja pada 25 November dan melakukan
operasi gabungan dengan otoritas setempat.
Pada 1
Desember pukul 13.39 waktu Kamboja, Dewi akhirnya ditangkap saat
berada di lobi sebuah hotel. Saat itu ia berada dalam sebuah Toyota Prius putih bersama seorang pria
yang kini juga tengah diperiksa statusnya.
Kepala BNN, Komjen Pol Suyudi Ario Seto, menegaskan bahwa proses
verifikasi fisik dilakukan langsung di lokasi untuk memastikan identitas Dewi.
Setelahnya, ia dibawa ke Jakarta pada 2 Desember untuk pemeriksaan lanjutan.
DPO 2024 yang Mengendalikan
Sabu 2 Ton Senilai Rp 5 Triliun
Dewi Astutik ditetapkan sebagai buronan oleh
BNN sejak 2024. Namun namanya kembali mencuat pada Mei 2025 ketika BNN
menggagalkan penyelundupan dua ton sabu
dari kapal MT Sea Dragon Tarawa di perairan Karimun, Kepulauan Riau.
Empat WNI yang ditangkap dalam operasi itu
mengaku bahwa Dewi adalah koordinator
utama operasi tersebut. Sementara kapal pengangkut sabu dikendalikan
oleh seorang warga Thailand bernama Chancai,
yang juga masuk daftar buronan internasional.
“Dewi Astutik memiliki keterkaitan dengan
puncak jaringan dari keempat orang tersebut. Ini jaringan internasional yang
melibatkan banyak negara di kawasan Asia Tenggara,” ujar pejabat BNN saat itu.
Mobilitas Tinggi dan
Perubahan Identitas Menjadi Kunci Pelarian
BNN mengakui bahwa Dewi adalah sosok yang
sangat sulit ditangkap. Selain berpindah-pindah negara—termasuk Thailand,
Vietnam, Laos, hingga Kamboja—Dewi juga kerap mengubah penampilan untuk mengelabui
aparat.
Tetangga di kampung halamannya di Ponorogo,
Jawa Timur, juga mengungkapkan hal serupa. Mereka menyebut Dewi sering berganti
gaya rambut dan tampilan demi menyamarkan identitasnya.
“Awalnya rambutnya pendek, tapi sering
berubah-ubah,” ujar seorang warga.
Buronan di Korea Selatan dan
Masuk Red Notice Interpol
Penangkapan Dewi Astutik juga mengungkap fakta
bahwa ia bukan hanya diburu oleh Indonesia. Korea Selatan turut memasukkannya dalam daftar pencarian
orang karena diduga sebagai rekrutor
jaringan narkotika Asia–Afrika.
Data resmi Interpol menunjukkan bahwa Dewi
masuk daftar Red Notice A35363-2025,
serta surat DPO BNN RI Nomor 31 Inter D-X 2024 yang diterbitkan pada 3 Oktober
2024.
“Penangkapan ini membuktikan tidak ada tempat
aman bagi bandar narkotika, bahkan jika mereka bersembunyi di luar negeri,”
tegas Komjen Suyudi.
Penyelamatan 8 Juta Jiwa
dari Ancaman Narkotika
BNN menyebut bahwa pengungkapan 2 ton sabu
pada Mei 2025 merupakan salah satu penyelamatan terbesar sepanjang sejarah
pemberantasan narkoba di Indonesia. Dengan asumsi pola konsumsi rata-rata,
barang haram tersebut dapat mengancam lebih
dari delapan juta jiwa.
Dengan ditangkapnya Dewi, BNN menilai salah
satu simpul pasokan narkotika terbesar di Asia Tenggara kini berhasil diputus.
Implikasi Penangkapan dan
Langkah Lanjutan BNN
Penangkapan Dewi Astutik membuka peluang lebih
besar untuk mengungkap jaringan narkotika internasional yang terhubung
dengannya. BNN menyatakan bahwa investigasi lanjutan kini fokus mengurai rute
logistik, aset jaringan, hingga pemasok dari kawasan Golden Triangle.
Operasi serupa juga disebut akan terus
dilakukan karena beberapa nama besar diduga masih beroperasi aktif. (HJM)
#kriminal #bnn #penagkapan #kasus #sabu #beritaterbaru #beritanasional #beritakiriminal
