SEGERA PELAJARI CARA MENDAPATKAN OMZET TAK TERBATAS DARI JUALAN PRODUK TANPA PERLU PUNYA STOCK

Senin, 03 Maret 2025

"Sebanyak 622.628 Warga Sulteng Tak Gunakan Hak Pilih, Parimo Paling Tertinggi "

BY HeRo Jurnal IN , , , ,

 

Hero Jurnal Media,-




Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatatkan angka partisipasi yang mengecewakan, dengan 622.628 warga yang tidak menggunakan hak pilih mereka. Dari total 2.255.639 daftar pemilih tetap (DPT), angka ini menggambarkan rendahnya antusiasme masyarakat terhadap pilkada kali ini. Terutama di Kabupaten Parigi Moutong, yang mencatatkan angka terbanyak dalam hal warga yang tak memilih.

Penyebab Rendahnya Partisipasi Pemilih

Berbagai faktor turut mempengaruhi rendahnya partisipasi dalam Pilkada 2024 di Sulawesi Tengah. Salah satu faktor utama adalah kurangnya sosialisasi mengenai ketentuan terbaru yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI melalui surat edaran nomor 2734/PL.02.6-SD/06/2024, yang diterbitkan hanya sehari sebelum pemungutan suara. Surat ini memberikan penjelasan mengenai ketentuan pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara. Sayangnya, waktu sosialisasi yang terbatas membuat banyak warga yang tidak memahami aturan tersebut, sehingga mereka tidak bisa menggunakan hak pilihnya.

 

Hal ini terlihat dalam sebuah video yang beredar di media sosial, yang menunjukkan seorang lansia di salah satu TPS di Sulteng mengungkapkan kekecewaannya karena tidak diizinkan memilih hanya karena tidak membawa KTP. "Saya ini sudah lama tinggal di sini, masa kalian tidak kenal saya? Hanya karena persoalan tidak bawa KTP saya, tidak kalian izinkan memilih?" ucapnya dengan nada kecewa.

 

Masalah serupa juga dialami oleh pemilih pemula. Banyak di antara mereka yang tidak tahu bahwa ijazah bisa digunakan sebagai pengganti KTP. Aturan ini baru diumumkan pada 27 November 2024, kurang dari 24 jam sebelum pemungutan suara, yang membuat banyak pemilih tidak dapat memanfaatkan aturan tersebut pada hari pencoblosan.

 

Dampak Rendahnya Partisipasi terhadap Demokrasi

Fenomena rendahnya partisipasi pemilih ini mencerminkan tantangan besar bagi demokrasi di Sulawesi Tengah. Dengan banyaknya kertas suara yang tersisa di TPS-TPS, isu ini menjadi sinyal penting untuk segera dievaluasi oleh KPU, pemerintah, dan para kandidat. Partisipasi yang rendah tentunya akan memengaruhi legitimasi hasil Pilkada dan dapat menurunkan tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang terbentuk setelahnya.

 

Revi, seorang aktivis pemuda, menyatakan, “Ini adalah momen refleksi. Demokrasi bukan hanya tentang memilih, tetapi juga tentang memastikan bahwa setiap suara memiliki arti dan dapat memberikan dampak.” Dengan demikian, partisipasi aktif setiap warga negara dalam pemilu bukan hanya soal memilih, tetapi juga soal menghargai proses demokrasi yang tengah berlangsung.

Distribusi Warga yang Tidak Menggunakan Hak Pilih di Sulawesi Tengah

Berikut adalah rincian jumlah warga yang tidak menggunakan hak pilihnya di setiap kabupaten dan kota di Sulawesi Tengah pada Pilkada 2024:

 

Banggai: 59.851

Poso: 55.269

Donggala: 61.688

Tolitoli: 51.114

Buol: 21.299

Morowali: 29.337

Banggai Kepulauan: 12.279

Parigi Moutong: 105.365

Tojo Una-Una: 27.176

Sigi: 53.092

Banggai Laut: 7.118

Morowali Utara: 36.411

Kota Palu: 102.629

Di antara kabupaten-kabupaten tersebut, Parigi Moutong mencatatkan angka terbanyak, yaitu sebanyak 105.365 warga yang tidak menggunakan hak pilih mereka. Hal ini menjadi catatan penting, mengingat pengaruh besar yang dimiliki oleh angka ini dalam menentukan hasil Pilkada.

 

Kabupaten dengan Partisipasi Pemilih Terbaik

Meski angka ketidakikutsertaan cukup tinggi, ada beberapa daerah di Sulawesi Tengah yang masih menunjukkan angka partisipasi yang cukup baik. Tiga kabupaten, yakni Buol, Banggai Kepulauan, dan Banggai Laut, berhasil mencapai tingkat partisipasi pemilih hingga 80 persen. Ini menunjukkan bahwa dengan sosialisasi yang tepat dan partisipasi masyarakat yang lebih tinggi, tingkat keikutsertaan dalam pilkada bisa meningkat, bahkan di daerah-daerah yang selama ini kurang diperhatikan.

 

Menghadapi Tantangan Demokrasi ke Depan

Tantangan besar dalam Pilkada 2024 ini menjadi peluang bagi seluruh pihak untuk melakukan evaluasi dan perbaikan dalam sistem demokrasi kita. Agar partisipasi pemilih lebih tinggi di masa depan, sosialisasi aturan harus dilakukan jauh lebih awal dan lebih merata. Selain itu, seluruh elemen masyarakat perlu diberikan pemahaman yang jelas tentang hak-hak mereka sebagai pemilih dan cara menggunakannya dengan baik.

 

Jika kita ingin memastikan demokrasi berjalan dengan baik, maka sudah saatnya kita semua bergerak bersama untuk meningkatkan kualitas partisipasi dalam setiap pemilihan. Setiap suara, meskipun terlihat kecil, memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan arah masa depan daerah dan negara kita.

( sumber “Harian Sulteng” )

Beragam Ide Kesehatan Dan Bisnis Ada Disini!

Baca Juga !