Kamis, 09 Oktober 2025

Kurangnya Empati Pemerintah: Warga Dusun Sija, Desa Sidouan Barat Parimo Menjerit Tanpa Tanggapan

BY HeRo Jurnal IN , , , , ,


Parigi Moutong – Hero Jurnal Media

Di pelosok Dusun Sija, Desa Sidoan Barat, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, suara keluhan warga kembali menggema. Mereka merasa terabaikan dan kecewa atas minimnya empati pemerintah daerah yang seolah menutup mata terhadap penderitaan masyarakat di wilayah terpencil itu.

Sudah bertahun-tahun, warga Dusun Sija hidup dengan berbagai keterbatasan. Jalan utama yang rusak parah membuat akses keluar masuk desa sulit dilakukan, apalagi di musim hujan. Persoalan air bersih pun tak kunjung terselesaikan, sementara tanggapan pemerintah terhadap bencana kecil yang kerap terjadi terbilang lamban.

“Kami sudah berkali-kali menyampaikan aspirasi dan meminta bantuan. Tapi sampai sekarang, belum ada langkah nyata. Seolah kami ini tidak dianggap bagian dari daerah ini,” tutur seorang warga dengan nada getir.

Kondisi tersebut memicu rasa frustasi yang semakin mendalam. Bagi masyarakat Sija, pemerintah seharusnya hadir sebagai pelindung dan penjamin kesejahteraan rakyat, bukan hanya sekadar pengumbar janji. Namun, kenyataannya, perhatian yang diharapkan tak kunjung datang.

Ketiadaan respons cepat dari pejabat daerah juga memperlihatkan lemahnya koordinasi antarinstansi dalam menangani permasalahan di lapangan. Di tengah situasi ekonomi yang semakin menekan, warga hanya berharap ada tindakan nyata, bukan lagi sekadar retorika politik menjelang tahun anggaran baru.

Jenazah Dipikul 4 Kilometer, Warga Memohon Gubernur dan Bupati Parigi Moutong Turun Tangan

Kepedihan warga Dusun Sija, Desa Sidoan Barat, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, semakin terasa setelah sebuah peristiwa memilukan terjadi pada Kamis (24/9/2025). Jenazah seorang warga bernama Alexander Timboko, atau yang akrab disapa Papa Andris, terpaksa dipikul sejauh empat kilometer karena jalan menuju dusun mereka tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.

Almarhum yang sebelumnya menjalani perawatan akibat gagal ginjal menghembuskan napas terakhir di tengah perjalanan menuju rumah. Kondisi jalan yang rusak berat membuat keluarga dan warga tidak punya pilihan lain selain memikul jenazah hingga ke rumah duka.

Peristiwa ini menjadi simbol nyata penderitaan warga Dusun Sija yang selama ini hidup dalam keterbatasan akses. Melalui sebuah video, warga menyampaikan langsung permohonan kepada Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, dan Bupati Parigi Moutong, agar segera turun tangan memperbaiki akses jalan yang sudah lama rusak.

“Yang sakit, yang melahirkan, bahkan yang meninggal pun harus dipikul. Kami mohon perhatian pemerintah,” ujar salah satu warga dalam video tersebut dengan nada penuh harap.

Warga menyebut bahwa kondisi jalan ke Dusun Sija sudah bertahun-tahun rusak parah dan tidak pernah tersentuh pembangunan. “Pak Gubernur Anwar Hafid, Pak Bupati Parigi Moutong, tolong lihat jalan kami. Kami juga ingin hidup layak seperti warga lain,” pinta warga dalam rekaman itu.

Selain jalan, warga juga menyoroti minimnya fasilitas dasar seperti air bersih dan penerangan. Mereka merasa seperti “dilupakan” oleh pemerintah daerah yang seharusnya hadir di tengah penderitaan rakyatnya.

Masyarakat Dusun Sija berharap, seruan kali ini benar-benar mendapat tanggapan serius dari Bupati Parigi Moutong maupun Gubernur Sulawesi Tengah. Mereka ingin bukti nyata, bukan sekadar janji atau kunjungan seremonial semata.

“Cukuplah kami memikul jenazah karena jalan rusak. Jangan biarkan kami juga harus memikul harapan yang terus diabaikan,” tutup seorang tokoh masyarakat dengan lirih. (HJM)

Beragam Ide Kesehatan Dan Bisnis Ada Disini!

Berita Lainnya

Recent Post