Parigi Moutong – Hero Jurnal Media
Di pelosok Dusun Sija, Desa Sidoan Barat, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi
Moutong, suara keluhan warga kembali menggema. Mereka merasa terabaikan dan
kecewa atas minimnya empati pemerintah daerah yang seolah menutup mata terhadap
penderitaan masyarakat di wilayah terpencil itu.
Sudah bertahun-tahun, warga Dusun
Sija hidup dengan berbagai keterbatasan. Jalan utama yang rusak parah membuat
akses keluar masuk desa sulit dilakukan, apalagi di musim hujan. Persoalan air
bersih pun tak kunjung terselesaikan, sementara tanggapan pemerintah terhadap
bencana kecil yang kerap terjadi terbilang lamban.
“Kami sudah berkali-kali
menyampaikan aspirasi dan meminta bantuan. Tapi sampai sekarang, belum ada
langkah nyata. Seolah kami ini tidak dianggap bagian dari daerah ini,” tutur
seorang warga dengan nada getir.
Kondisi tersebut memicu rasa
frustasi yang semakin mendalam. Bagi masyarakat Sija, pemerintah seharusnya
hadir sebagai pelindung dan penjamin kesejahteraan rakyat, bukan hanya sekadar
pengumbar janji. Namun, kenyataannya, perhatian yang diharapkan tak kunjung
datang.
Ketiadaan respons cepat dari pejabat
daerah juga memperlihatkan lemahnya koordinasi antarinstansi dalam menangani
permasalahan di lapangan. Di tengah situasi ekonomi yang semakin menekan, warga
hanya berharap ada tindakan nyata, bukan lagi sekadar retorika politik
menjelang tahun anggaran baru.
Jenazah Dipikul 4 Kilometer, Warga Memohon Gubernur dan Bupati
Parigi Moutong Turun Tangan
Kepedihan warga Dusun Sija, Desa Sidoan Barat,
Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, semakin terasa setelah sebuah
peristiwa memilukan terjadi pada Kamis (24/9/2025). Jenazah seorang warga
bernama Alexander Timboko, atau
yang akrab disapa Papa Andris,
terpaksa dipikul sejauh empat kilometer
karena jalan menuju dusun mereka tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.
Almarhum yang sebelumnya menjalani perawatan
akibat gagal ginjal menghembuskan napas terakhir di tengah perjalanan menuju
rumah. Kondisi jalan yang rusak berat membuat keluarga dan warga tidak punya
pilihan lain selain memikul jenazah hingga ke rumah duka.
Peristiwa ini menjadi simbol nyata penderitaan
warga Dusun Sija yang selama ini hidup dalam keterbatasan akses. Melalui sebuah
video, warga menyampaikan langsung permohonan kepada Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, dan Bupati Parigi Moutong, agar segera turun
tangan memperbaiki akses jalan yang sudah lama rusak.
“Yang sakit, yang melahirkan, bahkan yang
meninggal pun harus dipikul. Kami mohon perhatian pemerintah,” ujar salah satu
warga dalam video tersebut dengan nada penuh harap.
Warga menyebut bahwa kondisi jalan ke Dusun
Sija sudah bertahun-tahun rusak parah dan tidak pernah tersentuh pembangunan. “Pak Gubernur Anwar Hafid, Pak Bupati Parigi
Moutong, tolong lihat jalan kami. Kami juga ingin hidup layak seperti warga
lain,” pinta warga dalam rekaman itu.
Selain jalan, warga juga menyoroti minimnya
fasilitas dasar seperti air bersih dan penerangan. Mereka merasa seperti
“dilupakan” oleh pemerintah daerah yang seharusnya hadir di tengah penderitaan
rakyatnya.
Masyarakat Dusun Sija berharap, seruan kali
ini benar-benar mendapat tanggapan serius dari Bupati Parigi Moutong maupun Gubernur Sulawesi Tengah. Mereka ingin bukti nyata,
bukan sekadar janji atau kunjungan seremonial semata.
“Cukuplah kami memikul jenazah karena jalan
rusak. Jangan biarkan kami juga harus memikul harapan yang terus diabaikan,”
tutup seorang tokoh masyarakat dengan lirih. (HJM)