"Update pukul 12.00 WIB, genangan masih
terjadi di 58 RT," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI, M Yohan.
Sebelumnya pada pukul 03.00 WIB, jumlah genangan bahkan mencapai 141 RT dan 7 ruas jalan.
Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran publik
soal potensi Jakarta tenggelam. Namun, BMKG menegaskan bahwa tenggelamnya
Jakarta tidak hanya dipicu oleh naiknya permukaan air laut, tetapi merupakan
persoalan kompleks yang melibatkan banyak faktor.
“Pertanyaan seperti itu perlu dijawab dengan kajian mendalam dan multidimensi. Bukan hanya soal air laut,” kata Andri Ramadhani, Direktur Meteorologi Publik BMKG.
Ia menegaskan bahwa cuaca ekstrem akan semakin sering terjadi, sehingga kesiapsiagaan dan penguatan infrastruktur menjadi kebutuhan mendesak.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyampaikan permohonan maaf kepada warga, terutama di kawasan Cawang, Jakarta Timur, yang terdampak cukup parah akibat luapan Kali Ciliwung.
"Kami mohon maaf tidak bisa memuaskan
semuanya," kata Pramono saat meninjau langsung ke Ujung Menteng, Cakung.
Meski demikian, ia memastikan bahwa wilayah
vital seperti Bundaran HI hingga Istana Negara tetap aman berkat
manajemen pompa dan pengaturan pintu air secara cermat.
Ia menjelaskan bahwa koordinasi intensif
dilakukan sejak Minggu malam bersama Kepala Dinas SDA DKI, Ika Agustin Ningrum,
agar arus air menuju wilayah strategis dikendalikan. "Ternyata tidak
menimbulkan efek apapun karena debit airnya diatur," ujar Pramono.
Hingga berita ini ditulis, pemerintah DKI masih terus melakukan pemantauan dan langkah penanganan di titik-titik terdampak. (HJM)
#HeroJurnalUpdate #BanjirJakarta2025 #BMKG #JakartaDaruratBanjir #BPBDDKI #CuacaEkstrem #PramonoAnung #KrisisIklim #JakartaSiaga