
Dalam pernyataan yang disampaikan secara anonim kepada kantor berita internasional, pejabat militer tersebut menyebutkan bahwa sejumlah lokasi strategis "terkena dampak ringan", meski tetap dapat beroperasi. Namun, otoritas militer tetap merahasiakan koordinat lokasi-lokasi tersebut, memicu dugaan bahwa serangan Teheran jauh lebih signifikan dari pengakuan resmi.
Data radar yang dianalisis oleh Oregon State University menunjukkan bahwa lima pangkalan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menjadi target utama dengan total enam rudal balistik menghantam lokasi tersebut. Meskipun ada penyensoran ketat dari pihak Israel, laporan ini memperkuat dugaan publik bahwa infrastruktur militer Zionis tak sepenuhnya kebal terhadap serangan musuh.
Serangan balasan Iran diluncurkan sebagai tanggapan atas operasi militer besar-besaran Israel terhadap target-target strategis di wilayah Iran — termasuk ilmuwan nuklir, fasilitas pengayaan uranium, hingga komando militer penting. Dalam serangan besar itu, lebih dari 500 rudal balistik dan 1.100 drone diluncurkan ke wilayah Israel.
Korban jiwa pun tak terhindarkan. Laporan dari lembaga kesehatan Israel menyebutkan bahwa 28 orang tewas—mayoritas adalah warga sipil—dan lebih dari 3.000 lainnya terluka. Selain itu, kerusakan meluas ke lebih dari 2.300 rumah, dua universitas, dan sebuah rumah sakit. Tidak kurang dari 13.000 penduduk Israel terpaksa mengungsi dari kediaman mereka.
Beragam Ide Kesehatan Dan Bisnis Ada Disini!
Sementara itu, otoritas Iran melaporkan lebih dari 900 korban jiwa, termasuk warga sipil dan tokoh militer, dalam serangan Israel yang mencapai kawasan padat seperti Teheran.
Krisis ini baru mereda ketika gencatan senjata disepakati pada 24 Juni lalu, setelah Amerika Serikat melancarkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran sebagai bentuk tekanan. Presiden AS Donald Trump, dalam jamuan kenegaraan dengan PM Israel Benjamin Netanyahu, menyatakan kesiapan untuk melakukan pembicaraan baru, namun tetap menegaskan bahwa opsi militer terhadap Iran "masih terbuka".
Di sisi lain, diplomat senior Iran Abbas Araghchi mengungkapkan keraguannya terhadap niat AS dalam dialog lanjutan. Dalam tulisannya yang dimuat di Financial Times, ia menyatakan bahwa Iran menerima sinyal negosiasi dari Washington, namun tetap waspada terhadap itikad politik di baliknya.
Sementara kekuatan Eropa menyerukan kemungkinan sanksi baru jika tak ada kesepakatan yang menjamin keamanan regional, krisis ini menjadi penanda bahwa perdamaian di kawasan Timur Tengah masih berjalan di atas garis api. (HJM)
#HeroJurnalMedia
#KrisisTimurTengah #IranVsIsrael #Perang12Hari #SeranganRudal #DroneIran
#IDFUnderAttack #DiplomasiPerang #GencatanSenjata #BeritaGlobal
#MiddleEastConflict #PerangDanDamai #Geopolitik2025 #NuklirIran #TrumpIranTalks