Jakarta - Hero Jurnal Media,- Dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI pada Rabu, 2 Juli 2025, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan fakta mengejutkan terkait distribusi beras oleh Perum Bulog. Ia mengakui bahwa tidak seluruh beras Bulog memiliki kualitas yang layak konsumsi masyarakat.
"Memang tidak 100 persen baik.
Rata-rata ada 100 ribu ton per tahun," ungkap Amran di hadapan anggota
dewan.
Namun demikian, Amran memastikan
bahwa beras dengan kualitas rendah itu tidak disalurkan kepada masyarakat,
melainkan kepada industri peternakan. "Berasnya dijual untuk
ternak," jelasnya, sembari menambahkan bahwa langkah ini juga memberi
tambahan pendapatan bagi Bulog.
Kebijakan tersebut diambil untuk
menghindari risiko praktek pengoplosan beras, yang dinilai semakin
marak. Amran mengungkap, dari hasil penelusuran Satgas Pangan, sebanyak 80
persen beras dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)
telah dioplos menjadi beras premium. Akibatnya, negara ditaksir merugi hingga Rp
2 triliun per tahun.
"Kalau kita jual ke orang
tertentu itu berbahaya. Dia poles, buat mengkilap, baru jual kembali,"
tegasnya.
IDE BISNIS ERA DIGITAL TANPA PERLU PUNYA STOCK PRODUK DAPATKAN eBOOKNYA DISINI!
Untuk memastikan distribusi yang berkualitas, Amran telah menginstruksikan Bulog agar memprioritaskan penyaluran beras lama, demi menghindari kasus serupa seperti tahun 2016–2017, ketika masyarakat mengeluhkan beras Bulog penuh kutu dan berkualitas buruk.
Targetnya, pada akhir Desember 2025,
stok beras lama hanya menyisakan sekitar 100 ribu ton. "Artinya,
semua nanti akhir tahun Desember, semua beras baru," kata Amran.
Ia juga menyebutkan bahwa pada tahun 2024 telah dilakukan proses fumigasi untuk menjaga mutu beras. "Percepat fumigasi yang masih bagus, tetapi yang kurang bagus, langsung dikeluarkan," tutupnya. (HJM)
==========
#HeroJurnalMedia #MentanAmran #BerasBulog #OplosanBeras #SatgasPangan #SPHP #KualitasBeras #Bulog2025 #PertanianIndonesia #KebijakanPangan #TransparansiPublik #PanganBermutu #amransulaiman #mentan