Jakarta,- Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali mencuri perhatian dengan pernyataannya yang mengejutkan di pameran Indo Defence 2024, yang digelar di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, pada Rabu, 11 Juni 2025. Dalam sambutannya, Prabowo mengungkapkan sebuah klaim yang cukup mencengangkan—bahwa Belanda telah merampas kekayaan Indonesia senilai US$ 31 triliun selama periode penjajahan.
Pernyataan tersebut, menurut Prabowo, berasal dari sebuah riset yang ia baca beberapa minggu lalu. Dalam riset tersebut dijelaskan bahwa nilai total kekayaan yang dieksploitasi Belanda selama masa penjajahan, jika dihitung dengan konversi ke nilai sekarang, mencapai angka yang sangat fantastis, yakni US$ 31 triliun.
“Selama Belanda menjajah Indonesia, mereka telah merampas kekayaan kita sebesar US$ 31 triliun,” kata Prabowo dengan tegas di hadapan para hadirin. Dalam kesempatan itu, Prabowo juga membandingkan angka tersebut dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini yang hanya sekitar US$ 1,5 triliun.
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa jumlah yang dirampas Belanda ini setara dengan 18 kali lipat dari PDB Indonesia saat ini. Angka tersebut, menurutnya, juga bisa disamakan dengan anggaran negara Indonesia selama 140 tahun.
“Angka ini 18 kali lipat dari GDP kita atau sekitar 140 kali anggaran negara kita dalam setahun,” imbuhnya, dengan nada serius namun satir.
Prabowo juga mengingatkan bahwa pada masa penjajahan, Belanda menikmati PDB per kapita terbesar di dunia, yang secara langsung berhubungan dengan eksploitasi sumber daya alam dan manusia Indonesia pada masa itu. Meskipun demikian, Prabowo tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai riset yang ia rujuk.
Dalam sambutannya, Prabowo juga menyinggung soal sikap bangsa Indonesia yang dikenal sangat menghormati tamu, bahkan sampai pada titik di mana Belanda “tak mau pergi” dari tanah Indonesia selama berabad-abad. Dengan gaya yang sedikit satir, ia berkata, "Kita sangat hormat sama tamu, saking hormatnya ada tamu yang ratusan tahun enggak mau pergi dari Indonesia. Terpaksa kita harus bertempur."
Namun, Prabowo juga menekankan bahwa bagi Indonesia, perang adalah jalan terakhir. “Saya tegaskan, bagi kita perang itu adalah yang terakhir. Kita perang hanya kalau terpaksa,” ujarnya dengan tegas.
Pameran Indo Defence 2024 dihadiri oleh berbagai pihak terkait industri pertahanan, dan dalam kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan kontrak-kontrak besar, termasuk 18 kontrak senilai Rp 33 triliun yang terkait dengan industri pertahanan dalam negeri.
Prabowo menutup sambutannya dengan harapan bahwa Indonesia akan semakin maju dalam sektor pertahanan dan kedaulatan negara, serta terus mengupayakan peningkatan kemandirian dalam produksi alutsista (alat utama sistem senjata).